Kabarposnesw.co.id - Pemondokan kafilah putra Kabupaten Simeulue pada ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Aceh XXXVII di Kabupaten Pidie Jaya tampak kurang mendapatkan perhatian dari sisi kebersihan lingkungan. Berdasarkan pantauan di lokasi, kondisi lingkungan sekitar pemondokan terlihat kurang terawat, dengan rerumputan liar dan tumpukan sampah di tepi jalan depan bangunan tempat menginap para peserta, Rabu (29/10).
Di bagian depan rumah yang digunakan sebagai pemondokan terkesan kurang terawat dipenuhi rumput dengan pencahayaan yang terbatas. Situasi tersebut menimbulkan kesan bahwa penataan dan kebersihan area sekitar belum menjadi prioritas.
Beberapa warga yang melintas di sekitar lokasi menyebut bahwa kondisi lingkungan tersebut seharusnya mendapat perhatian dari pihak panitia atau pendamping kafilah. Mereka menilai, kafilah dari daerah jauh seperti Simeulue layak mendapatkan fasilitas pemondokan yang lebih nyaman dan representatif mengingat perjuangan panjang mereka menyeberangi laut dan menempuh perjalanan panjang menuju Pidie Jaya.
Sejumlah peserta kafilah juga mengaku kelelahan karena perjalanan menuju arena MTQ memakan waktu sekitar 18 jam, termasuk perjalanan laut dan darat. Dengan kondisi fisik yang melelahkan, fasilitas pemondokan yang nyaman dan bersih seharusnya menjadi kebutuhan dasar untuk memulihkan stamina para peserta sebelum berlomba.
Kendati demikian, semangat kafilah Simeulue tidak surut. Mereka tetap berbaur dan mempersiapkan diri mengikuti seluruh cabang perlombaan yang akan diikuti. Dari informasi yang diperoleh, kafilah Simeulue mengirimkan total 100 peserta dan official, dengan rincian 27 putra, 25 putri, dan 48 pendamping.
Harapan besar pun disampaikan agar panitia maupun pihak terkait dapat memperhatikan kondisi pemondokan kafilah dari daerah-daerah jauh seperti Simeulue. Selain demi kenyamanan peserta, hal itu juga menjadi bentuk penghargaan terhadap semangat dan pengorbanan mereka dalam mengikuti ajang bergengsi tingkat provinsi tersebut. (*)
Editor : Redaksi











