Ticker

6/recent/ticker-posts

Misran, SH Mendesak BNPB Turunkan 20 Ribu Relawan ke Takengon


Lebih dari 20 hari pascabencana Aceh–Sumatra, Tanah Gayo masih menghadapi krisis kemanusiaan serius. Jalan utama menuju Takengon dari Bireuen dan Linge terputus, jembatan runtuh, dan akses helikopter sangat terbatas. Ribuan warga masih terisolasi, berjalan puluhan kilometer demi mendapatkan beras dan kebutuhan pokok lainnya. Kondisi ini bukan sekadar lambatnya distribusi logistik, tetapi keterbatasan dari BNPB dalam memitigasi keadaan pasca Bencana di saat warganya paling membutuhkan.

Menanggapi keadaan darurat ini, Misran, SH, Ketua Tim Advokasi Demokrasi Sentra Indonesia, menegaskan bahwa BNPB harus segera bertindak nyata. Ia meminta mengerahkan 20 ribu relawan lintas sektor dari seluruh perangkat negara ke Aceh Tengah dan Takengon. Jumlah ini bukan angka simbolis; perhitungan berdasarkan medan, jumlah warga terdampak, dan keterbatasan akses menjadikannya strategi realistis.

Konsep yang diajukan adalah membentuk jalur distribusi dari tangan ke tangan, menembus desa-desa terpencil yang tidak bisa dijangkau kendaraan maupun helikopter. Dengan cara ini, bantuan seperti makanan, air, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya dapat tersalurkan merata dan cepat.

“Ribuan warga harus menyeret kaki puluhan kilometer demi beras. BNPB tidak bisa hanya mengandalkan laporan atau janji. Saatnya hadir nyata,” tegas Misran.

Keberadaan 20 ribu relawan juga memungkinkan fleksibilitas operasional: sebagian memindahkan logistik, sebagian membangun jalur darurat, sebagian membantu evakuasi. Selain itu, kehadiran relawan dalam jumlah besar memiliki efek psikologis, memberi harapan bagi warga yang selama ini terisolasi.

BNPB sebagai garda terdepan penanggulangan bencana harus bergerak cepat. Setiap hari keterlambatan berarti nyawa dan harapan warga Tanah Gayo yang terus terancam. Jika BNPB tidak bertindak cepat, bukan hanya krisis kemanusiaan yang memburuk, tetapi juga kepercayaan publik terhadap lembaga penanggulangan bencana akan terkikis.

BNPB harus hadir dengan tindakan konkret, koordinasi yang cepat, dan keberanian mengambil keputusan di lapangan, bukan sekadar retorika atau laporan statistik. Tanah Gayo menunggu aksi nyata, bukan janji di atas kertas.

Dilihat